WELCOME TO MY BLOG

LABEL

Translate

Pages

Jumat, 27 Februari 2015

Sejarah Batu akik

Sejarah Batu Mata Kucing Cat Eyes
Mengenal tingkatan batu permata, mata kucing / cat’s eye, tergolong batu peringkat ketiga dibawah zambrut Colombia dan berlian, namun dalam pengembangan di pasar International, batu mata kucing cellone, menduduki peringkat pertama dalam bursa penjualan batu mulai terlaris.
Asal-usul batu mata kucing terjadi atas pembekuan zat asam yang terlahir dari sifat air dan mengandung sulfur perekat tertinggi selama ribuan tahun lamanya. Batu ini disebut juga ametis cristal terkuat yang mengandung 8 mohs kadar kekerasan batu dengan bentuk urat air mengalir.
Dalam peradaban manusia dimasa keemasan zaman Purwarica Bata Wening, batu mata kucing sangat didewakan sebagai lambang dari keasrian alam, sedangkan di zaman raja agung Zulkarnaen (Zaman setelah Nabiyullah Nuh AS) batu ini telah menduduki tahta tertinggi dengan ditempatkannya pada kursi kebesaran sang kaisar dan mahkota para raja kala itu. Namun pada masa Nabiyullah Sulaiman AS, batu mata kucing mulai raib keberadaannya dan digantikan dengan batu termulia saat ini yaitu, merah delima, dan baru dimasa kejayaan WaliSongo, kisah batu mata kucing mulai terangkat kembali lewat wasilah seorang putri raja Tarta, Ong Tin, yang datang ke pulau Jawa.
Terkenalnya Batu Mata Kucing di Indonesia
Sekitar tahun 1400M, seorang putri cantik anak dari raja Tartar, yang bernama Ong Tin, dengan dikawal 40 perahu besar penuh dengan pernak pernik perhiasan, guci, piring, giok serta ratusan batu permata yang dibawanya dari Negara asalnya China, kini sedang menuju pelabuhan Cirebon.
Sang putri ternyata sedang mabuk asmara terhadap Syarif Hidayatullah, pemuda tampan yang pernah datang ke istana ayahandanya. Konon sebelum semua ini terjadi, Syarif Hidayatullah, yang kala itu merasa hatinya gundah gulana dan sulit untuk memejamkan matanya, akhirnya bisa tertidur pulas disalah satu perahu jukung milik nelayan yang sengaja ditambatkan dipinggiran pesisir laut Cirebon. Dengan kekuasaan-Nya, disaat Syarif Hidayatullah, tertidur lelap, Allah SWT, menghempaskan perahu tadi hingga jauh sampai ke negeri China.
Syarif Hidayatullah
Kedatangan Syarif Hidayatullah, ke Negara China, ternyata tidak disukai oleh raja Tartar, pasalnya Syarif Hidayatullah, secara pribadi mengundang banyak kecintaan rakyat Tartar, atas kelembutan dan tutur bahasanya yang sangat sopan. Takut dirinya tersaing sebagai seorang raja, maka dipanggilah Syarif Hidayatullah, keistana raja. Dengan mengedepankan sifat kekuasaan, sang raja Tartar, mulai menyiasati Syarif Hidayatullah, yang kala itu dianggapnya punya kelebihan diatas manusia pada umumnya dengan cara, putrinya Ong Tin, dihiasi memakai bokor tembaga hingga menyerupai perempuan sedang bunting 8 bulanan.
“Kisanak… sebelum aku memberikan pernyataan, coba kau lihat apakah putriku ini hamil atau tidak” terang sang raja. “Wahai raja Tartar, atas ijin Allah, tidak ada seorang wanita yang sudah bunting seperti putri anda dinyatakan tidak hamil” Atas jawaban ini raja pun tertawa terbahak-bahak, merasa dirinya menang dari jawaban Syarif Hidayatullah barusan. Lalu beliaupun melucuti ikat pinggang putrinya untuk memperlihatkan bahwa putrinya ini tidak hamil melainkan hanya sebuah bokor yang dipasang. Namun apa yang dilihat raja saat itu membuat beliau marah besar, ternyata bokor yang dipasang pada perut putrinya lenyap dan berganti dengan hamil sungguhan “Sungguh kejam sihirmu wahai sang penenun jahat” lalu dengan lupan amarahnya Syarif Hidayatullah, akhirnya diusir dari negaranya. Dengan kejadian ini sang putripun merasa malu dan terus menangis tiada henti, disisi lain,
setelah melihat pemuda tadi yang tak lain adalah Syarif Hidayatullah, sang putri langsung jatuh hati. Kesedihan sang putri membuat sang ayahanda tak tega melihatnya, maka diutusnya 400 pasukan untuk mengantarkan sang putri menemui Syarif Hidayatullah di tanah Pasundan.
Kembali ke cerita semula, sesampainya di perbatasan pesisir Cirebon, putri Ong Tin, yang hatinya telah diliputi perasaan cinta langsung berlari kegirangan dan tanpa di sadari olehnya, kalung yang dipakainya tersangkut dahan hingga terjatuh diantara timbunan pasir laut dan kisah ini terjadi tepatnya di daerah pesisir Pasir Ipis, daerah Ciledug. Dalam sejarah keWalian, kalung yang dipakai putri Ong Tin, adalah berbentuk rantai tipis yang terbuat dari emas putih dengan dihiasi berlian ungu dan ditengahnya terdapat batu mulia besar yang sangat indah dipandang mata yaitu, batu mata kucing hijau dengan serabut urat air yang sangat lembut.
Lewat sejarah jatuhnya kalung putri Ong Tin, Ir. Kosasih, selaku putra mahkota Kanoman, yang kini menempati rumah sederhana di daerah karang Asem Sindang Laut Cirebon, beliau pernah menuliskan dalam bukunya yang berjudul “Keindahan Cat’s eye Cellone” Disitu dijelaskan secara rinci bahwa “Sesungguhnya batu yang paling indah di dunia saat ini adalah batu mata kucing yang pernah dipakaioleh putri asal China, yang dimaksud dalam tulisan ini adalah putri Ong Tin”.
“Batu kemilau dengan struktur seberat 39 crat, berwarna hijau crystal dan bercahaya emas memanjang menjadikan batu ini terindah di dunia”
Pada tahun 1970 an, atas prakasa Ir. Kosasih sendiri beliau mengumpulkan para Ahli Hikmah, “Barang siapa yang bisa menemukan batu mata kucing hijau seberat 39 crat, baik dengan jalan rill maupun secara bathin, maka kami hadiahkan seluruh uangku yang ada
” Saat Misteri menanyakan langsung pada sumbernya (Ir. Kosasih) tentang perjalanan para Jawara ahlul bathin di tahun 1970 an, beliau hanya menggeleng sedih pertanda batu mata kucing yang pernah di pakai oleh putri Ong Tin, belum bisa ditemukan. Bahkan beliau berucap “Bila saat ini ada yang mampu menemukannya saya berani bayar 21 Milliar”
Wow… sungguh fantastic harga yang diberikan untuk sebuah batu sejarah. Kisah perburuan batu mata kucing ini masih berlanjut, dan pada tahun 1997 sampai 1999, atas prakarsa Ir. Sujatmiko, seorang arkeologi ternama asal kota Bandung, yang dibayar langsung oleh (Alm) HM.Soeharto, mantan presiden RI-2, menjadikan tempat Pasir Ipis, yang kini sudah menjadi bukit dan hutan sangat rame oleh para jawara ahli bathin yang ingin mengadu nasib. Kalau itu Misteri sendiri ikut andil dalam perburuan batu berkelas millyaran rupiah selama kurang lebih 2 bulanan. Kisah raibnya batu mulia mata kucing Cellone kepunyaan putri Ong Tin, selama enam abad silam, membuat batu ini sangat mashur di seluruh belahan Nusantara, namun dalam kenyataannya, belum ada satupun yang memiliki batu mata kucing berwarna hijau crystal seberat 39 crat, paling yang ada saat ini hanya seberat 5 sampai 8 crat, itupun masih dalam tarap Cellone madu dan belum crystal sekali.
Perburuan Batu Mata Kucing di Hutan Pasir Ipis
Siapapun tentu akan kepincut dengan iming-iming puluhan milyar rupiah hanya sekedar mencari satu batu bersejarah, kisah ini Misteri alami sendiri yang ternyata hampir seluruh ahli bathin Cirebon, kala itu turun semua dengan segala peralatan mistik yang dibawanya. Aroma wewangian kian santer menusuk hidung tatkala Misteri baru sampai ditempat yang dituju, hampir disetiap sudut hutan dan bebukitan Pasir Ipis, telah ditempati beragam manusia dengan pola dan tingkah laku yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Hutan Pasir Ipis
Ada yang seperti orang bertapa, berteriak memanggil penunggu bangsa gaibiyah setempat, menggerakkan tubuh dan tangannya seperti orang sedang kesurupan, berdzikir secara tartil, munajat dengan membisu dan masih banyak tingkah laku aneh lainnya.
Namun hampir 90% para ahli bathin kala itu mengundurkan diri karena adanya hawatif yang sama, bahwa : “Mustika mata kucing cellone kepunyaan putri Ong Tin, akan terus mendampingi tuannya hingga sampai alam surga dimana beliau tetap bersanding dengan Waliyullah Kamil Sunan Gunung Jati” Sebab secara hakikiyah telah di nash dalam Al-Qur’an disurat Arrohman.”Salah satu batu yang menempati alam surga adalah Lu’lu Yakut dan Marzan” Sedangkan mata kucing kepunyaan putri Ong Tin, adalah salah satu dari sekian milyar batu yang sangat langka dipasaran dan sudah termasuk “Green diamond” atau yang disebut dengan berlian Lu’lu” (Berlian berwarna hijau muda crystal).
Dalam kisah ini bisa dipetik hikmahnya, bahwa segala sesuatu yang kita inginkan tidak semuanya menunai keberhasilan, sesungguhnya ini semua adalah wujud dari kasih sayang Allah SWT, yang mengingatkan pada kita semua bahwa, jangan saling menyalahkan pendapat atau pemberian maupun wujud dari suatu ilmu orang lain, tapi teruslah belajar untuk bisa intropeksi diri dalam segala makna kesalahan, sebab hal semacam ini lebih mulia dari pada sifat pemimpin yang mengedepankan dirinya sendiri dalam pandangan hubbud dunia (Selalu mengejar materi)

Selasa, 25 Maret 2014

SEJARAH BATU MERAH DELIMA

sumber: dennyhellmanda90.wordpress.com
Banyak sekali yg terbuai dengan kedahsyatan Mustika Mirah Delima (MD). Ada pula yg malah jadi korbanya. Batu yang banyak terdapat di Bali tersebut konon memiliki kekuatan ghaib. Diantaranya kebal terhadap senjata api dan rambut tidak akan mempan cukur.
Selain bisa menaikan status sosial pemiliknya tentunya, karena barang ini langka. Baiknya hati – hati karena, meski anda sanggup membelinya, tapi anda belum tentu cocok dengan MD ini. Berikut Ulasannya:
BENTUK
Menurut seorang pengamat militer dan Tosan Aji MT Arifin, terdapat beberapa bentuk MD.
Kelereng konon memiliki kekuatan ghaib untuk keamanan dan kesehatan pemiliknya atau orang lain yang menggunakanya.
Bundar agak oval, model ini cocok buat urusan perdagangan atau manajemen.
Oval, cocok buat berbisnis.
Namun tidak semua orang dapat merawat batu yang bisa dijadikan khodam ini. Disamping itu harganya bisa mencapai milyaran. Itupun belum tentu asli.
Menurut Soelung Loedhayaspritualis asal Bali.
Warna merah, ster putih 6, tanpa gelembung, mengkristal. Memiliki kekerasan 9. dan warnanya bisa bias sampai 21 gelas.
Ada dua bentuk, yaitu mirah delima batu aji dan mirah delima mustika. Kebanyakan yang diburu kolektor adalah yang mustika. Biasanya yang namanya mustika, itu berasal dari alam halus. Karena susah dicari, maka benda itu dipalsukan dengan diberi fosfor. Agar menyala didalam air.
Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro, MD itu di bagi 2.
  • MD yg terbuat dari Batu Kali. Di pasaran orang menyebut dengan Batu Merah Rubbi.
  • MD Asli. Artinya benar-benar memiliki kekuatan Ghaib.
Menurut Gus Simon, Spiritualis asal Surabaya.
  • MD bentuknya kecil, tidak besar-besar seukuran biji merah delima.
  • MD bisa memendarkan cahaya merah dengan radius sangat luas. Bisa memendarkan sampai empatpuluh gelas.
  • Kegunaannya pun multifungsi. Tetapi yg utama adalah untuk kharisma, kewibawaan, dan penarik rejeki. Sedang untuk efek kekebalan, hampir semua batu mustika bisa memberikan efek kekebalan, bila sebelumnya di asma’ dahulu. Jadi kalau ada orang yang menawarkan Batu MD dghanya menawarkan kekebalan saja itu berarti palsu.
CIRI- CIRI MD ASLI
  • Bentuknya kecil seukuran biji delima. Tidak besar. Kalau besar, dapat dipastikan palsu.
  • Warna merah tanpa gelembung dan mengkristal.
  • Taruh MD dalam segelas air. Rendam dalam segelas air. Jika bias menembus 7 gelas sampai 21 gelas dan tidak hilang dalam waktu satu bulan. Berarti asli. Sebab bisa saja penjual menggunakan fosfor. Jika direndam lama pasti kandunganya akan lemah.
  • Tembak rendaman gelas dg peluru. Jika gelas itu tdk pecah. Berarti asli. Bila menggunakan silet, perhatikan dua sisinya, sebab bisa saja satu bagian tumpul, satu bagian tajam.
ASAL USUL :
MD adalah penjelmaan jin. Karena selain penangganan yg khusus, wadahnya pun harus khusus yg wujudnya mirip kepompong. Karena tanpa wadah itu, MD akan menghilang dg sendirinya. Kata MT Arifin.
Menurut Soelung Loedhaya, spritualis asal Bali.
MD bukan batu dari alam ghaib, tetapi batu yang mempunyai kekutan ghaib.
Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro :
MD ini berasal dari buah delima berwarna merah. Tetapi buah ini sangat sulit didapati. Tidak semua biji delima merah bisa dijadikan MD, yg bisa memiliki kekuatan ghaib. Karenanya untuk bisa mendapatkanya harus memilh.
MD asli ini hanya dimiliki oleh raja-raja jaman dahulu. Seperti Prabu air Langga, Gajahmada, dan Joko Tingkir. “Jadi kalau sekarang masih ada yang mengaku punya MD, berarti itu adalah batu mirah rubbi yg dikatakan MD”, Jelasnya.
Menurut Gus Simon, spiritualis asal Surabaya.
MD Berasal dari legenda Nabi Sulaiman, As. Yg mendapatkan batu langsung dari Allah SWT. Dan beliau berikan kepada seorang istri yang sangat di cintainya, Ratu Balqis. Namun karena tidak cocok, kemudian batu itu menghilang ketika beliau berlayar. Dari situlah banyak orang mencarinya. Sebab dipercaya dapat meningkatkan kewibawaan. Cara mendapatkanya pun tidak dengan jual beli. Tetapi Hibah.
Berasal dari pertambangan Mogok – Myanmar.
Tak jelas kapan tambang mogok ini ditemukan. Demikian tentang juga dengan Merah delima atau Batu Ruby. Tak banyak yang tahu. Namun berdasar legenda masyarakat setempat, penemuan batu mulia ini telah ada sejak jaman Budha berjalan di atas bumi.
Dikisahkan: dahulu Kawasan Mogok adalah kawasan hutan belantara dan dihuni oleh burung-burung liar. Ketika itu, seekor burung elang terbesar yang pernah hidup di bumi, tengah berburu makan. Setelah mendapatkan buruanya, daging langsung di cabik-cabik oleh kuku-kuku tajam elang. Bersamaan itu tercabik pula sebuah batu keramat besar yang berada di puncak bukit. Tak sadar, batu itu bercampur dengan darah dan bercampur daging dan ikut termakan. Karena tdk bisa menelan, batu itu dibuang bersama darah segar yang masih menyelimutinya. Itulah batu merah delima atau batu rubi pertama kali muncul di dunia.
Sejak itu, masyarakat Myanmar percaya, bahwa batu merah delima itu bisa ditemukan di sarang-sarang elang. Hal ini didasari oleh fakta bahwa, burung elang memang punya kebiasaan makan daging yang masih berdarah. Konon juga, sebenarnya batu itu adalah bukan batu, tapi benar-benar darah yang telah membatu. Itu sebabnya banyak orang percaya, bila batu ini dimasukan kedalam air, air itu akan berwarna merah.
Tapi seiring dengan berjalanya waktu, manusia tdk mungkin mengintip satu persatu sarang elang. Mereka sadar, bahwa batu itu adalah bongkahan yang terselimuti tanah dan lumpur. Eksplorasi besar besaran baru dilakukan pada abad ke-6 Masehi. Saat itu berhasil menemukan bongkahan batu merah delima atau batu ruby yang diyakini terbesar di dunia. Beratnya mencapai 32Kg.
Abad ke-15 dengan rakusnya bangsa barat menguasai desa Mogok, dengan (memanfaatkan kelemahan raja Burma. Meski telah mati-matian mencari, hingga sekarang belum pernah menemukan batu yang demikian besar untuk dibanggakan. Tak mengherankan bila batu ini mempunyai nilai jual yang selangit, karena tdk tersedia dlm jumlah besar dan sangat sulit mencarinya. Atau bahkan tidak ada sama sekali.
Jadi kalau ada yang mengaku punya MD asli, dan menawarkan harga yang “Wah”, harap hati-hati karena walau anda sanggup membeli, tapi belum tentu MD itu cocok dengan anda

SEJARAHBATU AKIK WULUNG

sumber: BERITAJAKARTA.COM
Batu alam atau yang lebih dikenal dengan sebutan batu akik, merupakan salah satu potensi alam yang dimiliki nusantara ini. Tidak jarang, pemberian nama batu akik diambil dari nama daerah di mana batu tersebut berasal. Lantas bagaimanakah dengan Jakarta? Apakah Jakarta yang notabene ibu kota negara juga memiliki batu akik asli?

Ya, seperti halnya daerah lain, Jakarta juga memiliki sebuah batu akik yang keberadaannya telah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi ciri khas batu akik asal tanah Betawi. Batu akik tersebut dikenal dengan sebutan batu wulung. Konon, menurut legendanya, batu yang pertama kali ditemukan di daerah aliran Kali Cibeet, Bekasi, ini ditenggarai juga memiliki kekuatan ghaib yang dapat berfungsi sebagai pelindung diri atau memiliki khasiat kekebalan tubuh.

Ciri fisik batu wulung yang paling menonjol adalah, warnanya yang hitam namun tidak berkilau. Bentuknya, cenderung bulat dan keras seperti layaknya batu kali biasa. Begitupula jika dilihat secara sepintas, batu wulung tidak memancarkan keindahan bila dibandingkan dengan batu mulia atau batu pancawarna. Namun, di sisi lain banyak kalangan yang meyakini, batu wulung memiliki kelebihan dalam hal kekuatan mistis.

Salah seorang kolektor benda-benda antik dan sejarah, Azis Munandar, mengemukakan, khasiat yang terkandung dalam batu wulung tidaklah sebanding dengan bentuknya. Meski bentuknya sederhana dan jauh dari kesan keindahan, tapi harga batu wulung bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah lantaran khasiatnya.

Batu wulung, jelas Azis, telah digunakan sejak ratusan tahun silam oleh para jagoan alias jawara Betawi sebagai jimat terutama untuk menghadapi musuh. “Centeng atau mandor banyak yang menggunakan batu wulung karena diyakini punya kelebihan untuk dijadikan tameng ataupun berkhasiat sebagai anti bacok dan anti peluru orang Belanda,” ujar Azis kepada beritajakarta.com, Senin (3/5).

Dalam penggunaannya, batu wulung selalu dibentuk atau diikatkan pada sebuah cincin dengan menempatkan batu wulung sebagai matanya. Menurut kebiasaan, cincin bermatakan batu wulung dikenakan pada jari manis. Tapi tak jarang batu wulung juga dibungkus dalam sebuah kain yang kemudian diikatkan dan dijadikan satu dengan pakaian ataupun pada sabuk yang berfungsi sebagai jimat.

Azis menambahkan, untuk memiliki batu ini dulu para jawara atau jagoan Betawi mendapatkan warisan dari keturunan atau melalui proses ritual secara ghaib sehingga batu tersebut keluar dari dalam tanah.

Selain sebagai benda bertuah dan memiliki kekuatan kebal terhadap senjata, batu wulung juga memiliki kekuatan komplek seperti memikat hati wanita, menangkis atau menolak santet, menambah kewibawaan pemilik, membuat pimpinan supaya lebih sayang bawahan atau sebaliknya, memudahkan segala urusan, dan bisa juga sebagai anti cukur.

Azis menambahkan, selain batu wulung beberapa batu alam atau akik yang menjadi bagian dari peninggalan adat Betawi adalah, batu pandan nanas, batu pandan sutra, jenis ati ayam, dan badar asem. Beberapa jenis batu akik tersebut, sambung Azis, memiliki kekuatan mistis yang berbeda. Bahkan jika batu tersebut asli, harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

”Contohnya pandan sutra memiliki khasiat sebagai kharismatik dagang. Pandan sutra dan badar asem juga banyak digunakan sebagai kewibawaan, sementara itu ati ayam juga dapat sebagai penangkal bala dan kekebalan,” kata pria yang bermukim di Kelapagading, Jakarta Utara ini.

Menurut Azis, penggunaan batu akik di kalangan masyarakat Betawi sudah dilakukan sebelum zaman pendudukan Belanda menginjak kakinya di ranah Betawi. Dulu pada umumnya, ungkap Azis, batu akik digunakan oleh kalangan alim ulama, saudagar, pedagang, jawara, dan juga para bangsawan. Khusus ulama, selain menggunakan batu lokal, juga menggunakan batu Timur Tengah yakni virus Abdul Rodjak.

0 komentar:

Posting Komentar